Marwah Melayu terletak pada adab, sopan santun, dan kehormatan. Tapi bagaimana marwah ini bisa dijaga dalam dunia digital yang liar, cepat, dan kadang kejam? Inilah tantangan besar kita hari ini.
Anak muda Melayu hidup di dua dunia: dunia nyata yang masih kental adat, dan dunia maya yang serba terbuka. Tak sedikit yang terjebak dalam gaya hidup digital yang tak beradab—komentar kasar, menyebar hoaks, bahkan melecehkan budaya sendiri. Ini memalukan.
Maka penting sekali menanamkan nilai-nilai Melayu dalam perilaku digital. Saring sebelum sharing, tutur kata dijaga meskipun hanya lewat layar. Kita bisa berbudaya juga di media sosial, di YouTube, di TikTok.
Selain itu, budaya Melayu juga harus masuk ke dunia digital. Pantun bisa dikemas sebagai konten lucu. Hikayat bisa jadi podcast atau cerita interaktif. Gendang Melayu bisa disandingkan dengan beat modern. Inilah cara kita menjaga agar budaya tidak sekadar dikenang, tapi terus hidup dan relevan.
0 Comments